Kamis, 04 Desember 2008

Biologi SMA X

BIOLOGI

RUANG LINGKUP BIOLOGI

Biologi merupakan ilmu yang mengkaji/mempelajari makhluk hidup dengan segala permasalahannya. Biologi dari sains yang memiliki karakteristik yang sama dengan sains lainnya. Ruang lingkup biologi meliputi objek biologi dan permasalahannya dari berbagai tingkat organisasi kehidupan (molekul, sel, jaringan, organ, sistem organ, individu, populasi, komunitas, ekosistem, biosfer). Teknologi menentukan perkembangan ilmu biologi. Sebagai sains, biologi lahir dan berkembang melalui pengataman dan eksperimen yang merupakan langka-langka dalam kerja ilmiah. Perkembangan biologi dapat dilihat dari banyaknya objek yang diamati serta semakin -banyaknya permasalahan yang perlu dieksperimenkan. Dari hasil pengamatan yang teliti dan pelaksanaan eksperimen yang semakin mendalam telah diperoleh banyak sekali penemua pengetahuan tentang biologi, yang pada akhirnya seorang ilmuan tidak sanggup lagi mempelajari secara mendalam seluruh biologi sebagai satu objek studi untuk dikuasai. Seseorang hanya sanggup mendalami sebagian saja objek beserta segala permasalannya.

OBJEK DAN PERMASALAHAN BIOLOGI

Objek Biologi Meliputi Anatara Lain :

Virus dan semua segi kehidupannya, menjadi kajian biologi yang dinamakan Virologi.

Nikro irganismw dan semua segi kehidupannya, menjadi kajian biologi yang dinamakan Mikrobiologi.

dan semua segi kehidupannya, menjadi kajian biologi yang dinamakan Bakteriologi.

Alga dan semua segi kehidupannya, menjadi kajian biologi yang dinamakan Algalogi.

Jamur dan semua segi kehidupannya, menjadi kajian biologi yang dinamakan Mykologi.

dan semua segi kehidupannya, menjadi kajian kajian biologi yang dinamakan Helmintologi

Parasit dan semua segi kehidupannya, menjadi kajian biologi yang dinamakan Parasitologi.

Tumbuhan dan semua segi kehidupannya, menjadi kajian biologi yang dinamakan Botani.

Hewan dan semua segi kehidupannya, menjadi kajian biologi yang dinamakan Zool

Serangga dan semua segi kehidupannya, menjadi kajian biologi yang dinamakan EntomologiBurung dan semua segi kehidupannya, menjadi kajian biologi yang dinamakan Ornitologi.

Sel dan struktur maupun fungsi sel, menjadi kajian biologi yang dinamakan Sitologi.

tubuh organisme dan struktur maupun fungsi jaringan, menjadi kajian biologi yang dinamakan Histologi.

Luar tubuh makhluk hidup, menjadi kajian biologi yang dinamaka

alat-alat dalam tubuh dengan cara pembedahan, menjadi kajian biologi yang dinamakan Anatomi.

Fungsi- alat-alat tubuh makhluk hidup, menjadi kajian biologi yang dinamakan Embriologi.

Jantung dan struktur maupun fungsi jantung manusia, menjadi kajian biologi yang dinamakan Cardi

Darah dan struktur maupun fungsi saraf, menjadi kajian biologi yang dinamakan Hematologi.

dan struktur maupun fungsi saraf, menjadi biologi yang dinamakan Neurologi.

Fungsi kelenjar endokrin, menjadi kajian biologi yang dinamakan Endokrinologi.

cara penggolongan makhluk hidup, menjadi kajian biologi yang dinamakan Taksonomi.

timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya, menjadi kajian biologi yang dinamakan Ekologi.

makhluk hidup dari masa ke masa, menjadi kajian biologi yang dinamakan Evolusi.

hewan dan tumbuhan purba seperti ditunjukkan oleh fosil, menjadi kajian biologi yang dinamakan Palaentologi.

sifat menurun dari induk ke turunannya, menjadi kajian biologi yang dinamakan Genetika.

kesehatan makhluk hidup, menjadi kajian biologi yang dinamakan Hygiene\kesehatan melalui kebersihan lingkungan, menjadi kajian biologi yang dinamakan Sanitasi.

Penyakit dan pengaruhnya terhadap kehidupan organisme menjadi kajian biologi yang dinamakan Patologi.

Ø

Tata guna tanah, tanaman dan penjelasan tanah, menjadi kajian biologi yang dinamakan Agronomi.

Ø Susunan tata bumi dan bekas-bekas keidupan yang terdapat di dalam lapisan-lapisan bumi, menjadi kajian biologi yang dinamakan Geologi.

Ø Proses – proses kimiawi yang berlangsung di dalam tubuh organisme, menjadi kajian biologi yang dinamakan Biokimia.

Ø Penggunaan proses biologi untuk penyediaan dan jasa bagi manusia menjadi kajian biologi yang dinamakan Bioteknologi.

1.2.2 Masalah Biologi Pada Berbagai Tingkat Organisasi Kehidupan.

Masalah biologi dalam kehidupan dapat terjadi mulai dari molekul , sel, jaringan, organ, sistem organ, yang kesemuanya itu dapat dijumpai pada tingkat organisasi kehidupan individu. Selain individu, tingkat permasalahan biologi dalam kehidupan juga dapat terjado pada tingkat organisasi kehidupan populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer.

Contoh masalah biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan, antara lain :

Ø Pada tingkat molekul, seperti mutasi gen yang menimbulkan adanya gen mutan (gen albino, gen buta warna, gen hemofilia, gen botak, gen imbisil, gen sickle cell anemia, gen kecenderungan TBC, gen non taster, gen polidaktili), cara kerja enzim, sintesa protein.

Ø Pada tingkat sel, seperti Plasmolisis, transportasi zat lintas membran, endositosis, penggadaan sel, perkembang biakan virus/bakteri.

Ø Pada tingkat jaringan, seperti leukemia, HIV/AIDS, CVPD tanaman jeruk.

Ø Pada tingkat organ, seperti kanker kulit, kanker/tumor payu dara, kanker paru-paru, kista pada rahim, patah tulang, gagal ginjal, jantung koroner, katarak, mozaik.

Ø Pada tingkat populasi, seperti : penyebaran flu burung pada masyarakat manusia/unggas, penyebaran HIV/AIDS.

Ø Pada tingkat komunitas, seperti rusaknya tanaman padi oleh tikus/hama wereng, rusaknya tanaman kelapa oleh hama, demam berarah, leptospirosis, penyebaran flu burung ke manusia

Ø Pada tingkat ekosistem, seperti hampir punahnya badak bercula satu. Kebakaran hutan, masuknya harimau kepemukiman, pencemaran lingkungan.

Ø Pada tingkat biosfer, seperti: dampak kebocoran ozon terhadap biosfer, efek rumah kaca terhadap biosfer.

Semakin kompleks tingkat organisasi kehidupan, semakin kompleks juga permasalahan biologi yang terkandung didalamnya. Dalam proses pemecahan semua masalah biologi, biologi tidak dapat berdiri sendiri, biologi memerlukan disiplin ilmu-ilmu lain, misal dengan ilmu fisika, ilmu kimia, geologi.

Contoh :

  1. Permasalahan biologi yang terkait dengan prinsip-prinsip ilmu fisika antara lain : transportasi zat secara difusi, osmosis, absorbsi, kapilaritas xylem, ritme harian plankton.
  2. Permasalahan biologi yang terkait dengan prinsip-prinsip ilmu kimia antara lain : proses pencemaran makanan oleh enzim, analisa bahan penyusunan zat makanan (seperti karbohidrat, protein, lemak), bagaimana produksi dan fungsi hormon bekerja, peranan senyawa buffer dalam sel, respirasi sel, fermentasi, peranan bakteri kemolitotrop pada permisahan logam dari bijihnya.
  3. Permasalahan biologi yang terkait dengan prinsip-prinsip ilmu fisika dan ilmu kimia antara lain : peristiwa fotosintesis respirasi
  4. Permasalahan biologi yang terkait dengan prinsip-prinsip ilmu geologi antara lain : pencemaran lingkungan, dampak kebocoran ozon terhadap biosfer.

Dengan Melibatkan Prinsip-Prinsip ilmu lain dalam hal dengan ilmu fisika dan ilmu kimia, biologi, makin berkembang kearaha tingkat molekuler dan lahirlah biologi molekuler. Babak ini dapat menyingkap inti permasalahan tentang sifat-sifat menurun sehingga lahirlah ilmu genetika. Seiring dengan makin banyaknya permasalahan biologi yang dapat dipecahkan maka juga semakin dapar dirasakan manfaat pengetahuan biologi dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan belajar biologi sebagai sains, kita semua dapat memiliki ketranpilan kerja ilmiah dan bersikap ilmiah, serta sadar terhadap hidup dan kehidupan dalam lingkungan;. Ilmu pengetahuan yang terkandung dalam biologi telah banyak menolong manusia dari berbagai masalah seperti wabah penyakit, kelaparan. Karena dengan biologi para ilmuan dapat mengetahui bagaimana suatu penyakit dapat menyebar dan menular sehingga memudahkan cara menanggulanginya atau mencegahnya berbgai obat-obatan juga telah diketemukan dapat menyelamatkan banyak manusia darikematian.

Pengetahuan biologi jugadapat membuat manusia sadar perlunya memilih makanan yang baik untuk pertumbuhan maupun kesehatan tubuh, serta menginsyafkan manusia pada pentingnya olahraga sebagai upaya menjaga kesegaran dan kebugaran tubuh. Disamping itu manusia juga dapat keluar dari malapetaka kelaparan, karena dapat meningkatkan produksi pertanian setelah berhasil menemukan bibit unggul maupun cara menanam danmemeliharanya. Pengetahuan biologi telah mengajarkan kepada manusia bagaiamana menjaga dan melestarikan flora dan fauna yang merupakan kekayaan alam sebagai anugerah dari Tuhan Pencipta Alam Semesta, serta bagaimana menjinakkan dan memelihara hewan dan tumbuhan liar sehingga dapat dimanfaatkan bagi kehidupan. Biologi berperan pula sebagai ilmu pengetahuan dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan disiplin ilmu-ilmu yang lain seperti pertanian. Peternakan, kedokteran. Kehutanan, kependudukan, lingkungan hidup, dan lain sebagainya. Di tengah-tengah sains yang lain biologi dapat merupakan motivator bagi berkembang cabang sains lainnya. Selain yang penting dalam ilmu-ilmu sosial-ekonomi, geografi, dan bahkan ilmu pertahanan semesta.

Biologi dan Metode Ilmiah

a. Identifikasi, pemilihan dan perumusan masalah penelitian.

Tahapan ini adalah tahapan diperlukannya pengembangan kepekaan rasa ingin tahu terhadap segala sesuatu yang ada di sekitar dan keinginan untuk mencari jawabannya. Kemudian memilih salah satu permasalahan tersebut.Untuk mendapatkan jawaban permasalahan sangat diperlukan pembatasan yang jelas spesifik dari apa yang akan dituju, dimensi dari kajian pustaka yang akan dilakukan, hipotesis yang akan diajukan, serta asumsi yang mendasarinya. Batasan permasalahan penelitian meliputi beberapa aspek, yaitu dari: judul penelitian, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, asumi dasar penelitian, lingkup penelitian, definisi terminologi yang digunakan dalam penelitian.

o Judul penelitian

Judul penelitian harus menunjukkan lingkup dari penelitian dan sepenuhnya menyatakan subjek utama penelitian yang sebenarnya.

o Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian harus dinyatakan dengan jelas dan ringkas, dirumuskan sebagai kalimat pernyataan yang kongkrit dan jelas tentang apa yang akan diuji, dikonfirmasi, dibandingkan, dikorelasi dalam penelitian tersebut. Tujuan yang terang dan jelas akan dapat memberikan arah pada penelitinya.

o Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah dugaan/jawaban sementara dari peneliti tentang hasil yang akan didapat. Hipotesis dapat diperoleh peneliti dengan cara melakukan kajian pustaka. Hipotesis ini boleh ada dan boleh juga tidak ada, jadi tidak perlu dipaksakan harus ada.

o Asumsi Dasar

Asumsi adalah suatu pernyataan yang dianggap benar tanpa perlu menampilkan data untuk membuktikannya. Asumsi harus konsisten dengan informasi yang ada dan dapat diterima, dengan demikian tidak disangsikan lagi kebenarannya.

o Lingkup Penelitian

Lingkup penelitian adalah batas penelitian/spesifikasi permasalahan, yang menunjukkan secara pasti faktor-faktor mana yang akan diteliti dan mana yang tidak.

o Definisi Terminologi

Setiap terminologi/istilah yang unik yang digunakan dalam penelitian harus diberi definisi. Demikian juga istilah yang mempunyai beberapa pengertian.

b. Kajian pustaka.

Pada tahap ini peneliti mencari landasan teoritis dari permasalahan penelitiannya, sehingga penelitian yang dilakukan bukan bersifat coba-coba. Kajian pustaka ini merupakan tahapan yang penting, karena dapat membantu peneliti dalam berbagai keperluan, misalnya: mendapat gambaran/informasi tentang penelitian yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti, mendapat metoda, teknik atau cara pendekatan pemecahan permasalahan yang digunakan, sebagai sumber data sekunder, mendapat informasi tentang cara evaluasi atau analisi data yang dapat digunakan, memperkaya ide-ide baru.

c. Perumusan hipotesis.

Merumuskan hipotesis ini dapat berdasarkan pada pengetahuan teoritis yang didapat dari kajian pustaka, atau berdasarkan pengalaman yang pernah diperoleh. Jadi hipotesis adalah jawaban sementara/ramalan terhadap permasalahan yang secara teoritis paling mungkin terjadi. Ketepatannya tergantung pada ketepatan landasan teoritis yang digunakan.

d. Identifikasi, klasifikasi dan pemberian definisi operasional variabel.

Variabel adalah semua faktor dari/ciri yang dapat menunjukkan variasi. Berdasarkan fungsinya variabel penelitian ada 3 macam yaitu:

ü Variabel manipulasi/bebas, faktor yang sengaja di pilih oleh peneliti.

ü Variabel respon/terikat, hasil yang merupakan akibat dari variabel manipulasi.

ü Variabel control, semua faktor yang dapat menganggu hasil jika tidak dikontrol.

Contoh data hasil percobaan:

Gula pasir

(gram)

Rasa gula yang dilarutkan dalam

100 ml air

0.1

tidak manis

0.2

agak manis

0.4

manis

Pada data di atas yang termasuk,

ü Variabel manipulasi/bebas adalah: berat gula pasir (0.1 gram, 0.2 gram, dan 0.4 gram).

ü Variabel respon/terikat adalah: rasa gula yang larut dalam air (tidak manis, agak manis, manis).

ü Variabel kontrol adalah: jenis gula pasir, jenis air, volume air, orang yan mencicipi larutan gula.

e. Penyusunan rancangan penelitian.

Tahap rancangan penelitian ini dikenal sebagai proposal (rencana yang dituangkan dalam bentuk rancangan kerja) yang dilakukan setelah tujuan dan hipotesis penelitian dirumuskan. Jadi rancangan penelitian dapat diartikan sebagai rencana tentang cara mengumpulkan. Menyajikan, dan menganalisa data untuk memberi arti terhadap data tersebut secara efisien dan efektif. Dalam arti ini maka rancangan penelitian meliputi tahapan penentuan alat/instrument pengambil data yang akan digunakan serta pemberian kesimpulan atas hasil analisis yang telah dilakukan. Dalam pengertian yang luas rancangan penelitian ini dapat diartikan semua proses yang diperlukan dalam perencanaan maupun pelaksanaan tahapan-tahapan penelitian.

f. Penentuan alat pengambil data/instrumen.

Alat/instrumen pada dasarnya ada 2 kategori, yaitu:

ü Instrumen yang digunakan untuk memperoleh informasi atau data tentang keadaan objek atau proses yang diteliti.

ü Instrumen yang digunakan untuk mengontrol objek atau proses penelitian.

Prinsip utama pemilihan instrumen penelitian adalah: memahami sepenuhnya tujuan penelitiannya sehingga peneliti dapat memilih instrumen yang diharapkan dapat mengantar ke tujuan penelitiannya.

g. Pengumpulan, pengaturan, dan analisis data.

Data adalah segala informasi mengenai variabel yang diteliti. Penyajian dan analisa data tergantung dari jenis datanya. Jika datanya adalah data kuantitatif, maka data dapat disajikan dan dianalisa dengan metode statistik. Dengan statistik data dapat disajikan dan diatur dalam bentuk grafik, diagram, kurva, tabel, dsb. Jika datanya adalah data kualitatif, maka data dapat disajikan dan dianalisa dengan cara uraian/penjelasan kalimat.

h. Penyusunan laporan penelitian.

Laporan penelitian bukan sekedar kelengkapan administrasi penelitian, tetapi yang lebih penting adalah mengkomunikasikan pengetahuan ilmiah ke masyarakat luas, sehingga menjamin keterbukaan pengetahuan ilmiah untuk diuji kembali atau dipergunakan bagi yang memerlukannya. Penulisan laporan penelitian sebaiknya mengikuti kaidah-kaidah penulisan ilmiah yang lazim.

Contoh sistematika penulisan:

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pengumpulan Data

B. Pengambilan Sampel

C. Instrumen Yang Digunakan

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN

A. Data Dan Analisa Data

B. Pemecahan Masalah

BAB V Kesimpulan Dan Saran

A. Kesimpulan

B. Saran


2.Archaebacteria dan Eubacteria

Archabacteria dan eubacteria adalah organisme seluler (tubuhnya tersusun atas sel) dan mikroskopis (0,5 mm). keduanya merupakan anggota kelompok prokariota, artinya organisme yang tubuhnya tersusun atas sel tipe prokariotik (sel yang belum memiliki inti sel sejati). Perbedaan inti sel sejati dengan inti sel tidak sejati dalah pada membran intinya. Pada inti sejati bahan intinya memiliki selubung membrane inti, sedangkan pada inti tidak sejati bahan intinya tidak memiliki selubung / membrane inti.

Berdasarkan sumber makanannya anggota prokariota di bagi menjadi 2, yaitu :

Ø Autotrof (sumber makanan berupa senyawa anorganik, dan memiliki kemampuan memproses sendiri menjadi senyawa organik).

Ø Heterotrof (sumber makanan sudah berupa senyawa organic yang berasal dari organisme lain).

Prokariota autotrof memerlukan energi, berasal dari :

Ø Sinar matahari disebut fotoautotrof, contoh: halobacterium halobium, bakteri fotosintetiks (misalnya: bakteri ungu, bakteri hijau ) dan cyanobakteria.

Ø Senyawa kimia disebut kemoautotrof, contoh: sulfolobus, beggiota, thiothrix, cladothrix.

Prokariota heterotrof memerlukan energi, berasal dari :

Ø Organisme yang sudah mati disebut saprotrof (misal: methanomonas methanica, bakteri deitrifikasi).

Ø Organisme yang masih hidup disebut parasit (missal: bakteri pathogen).

Respirasi prokariota dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:

a. Respirasi Aerop, bila memerlukan O2 dari udara bebas

contoh: halobacterium halobium, bakteri fotosintetiks (misalnya: bakteri ungu, bakteri hijau ) dan cyanobakteria.

b. Respirasi Anaerob, bila tidak memerlukan O2 dari udara bebas (sebagai gantinya memerlukan enzim).

Contoh: methanomonas methanica, clostridium tetani, clostridium desulfuri cans, lactobacillus.

Ciri-ciri archabacteria :

ü Uniseluler, sel tipe prokariotik.

ü Dinding sel tidak mengandung peptidoglikan.

ü Memban sel mengan dung lipid yang tersusun atas rantai karbon bercabang.

ü Memiliki enzim RNA polymerase yang kompleks dan mirip dengan enzim pada eukariota, demikian juga susunan RNA-nya.

ü Tidak peka terhadap antibiotic seperti: streptomycin, chloramphenicol.

ü Dapat hidup di tempat yang ekstrim seperti salinitas tinggi, mata air yang panas, kawah dan gambut.

ü Berkembang biak secara pembelahan amitosis (pembelahan sel tanpa ada pembentukan kromosom).

ü Ada yang memilki dan tidak memiliki flagel sebagai alat gerak.

ü Bentuk setubuh pada dasarnya ada tiga macam yaitu: batang, bola, dan spiral.

Anggota archabacteria diklafisikan berdasarkan kondisi habitat, yaitu:

1) Halophile

yaitu kelompok yang adatip pada kondisi asin, contoh: halobacterium halobium. Jenis ini dapat berfotosintesis, karena memiliki pigmen fotosintetik yaitu bacterioorhodopsin.

2) Hyperthermophile

kelompok yang adaptip pada kondisi air yang sangat panas, selain itu ada yang hidup subur di pada kondisi asam. Salah satu diantara kelompok ini contohnya sulfolobus , memperoleh energi melalui oksidasi sulfur atau campuran sulfur dan besi.

3) Methanogen

kelompok yang adaptip pada kondisi lingkungan yang anaerob, dan menghasilkan bahan buangan berupa gas methan (gas rawa). Diantara jenis ini contohnya methanomonas methanica amat penting keberadaannya dalam lambung hewan yaitu membantu proses pencemaran hewan ruminansia / hewan memamah biak, misal :ternak, rusa.

Ciri-ciri eubacteria / bakteri :

ü Uniseluler, sel tipe prokariotik.

ü Dinding sel mengandung peptidoglikan.

ü Memban sel mengandung lipid yang tersusun atas rantai karbon bercabang.

ü Memiliki enzim RNA polymerase yang sederhana kecil, susunan RNA-r nya khas bakteri.

ü Peka terhadap antibiotik seperti streptomycin, chloramphenicol.

ü Dapat hip diberbagai tempat seperti air (danau, empang, tambak, sungai, sumur ), makhluk lain (manusia, hewan, tumbuhan), atmosfer (sampai kurang lebih 10 km di atas permukaan bumi ). Dalam kondisi baik bagi kehidupannya, eubacteria/bacteri dapat membentuk spora. Spora itu disebut endospora dengan cirri-ciri sebagai berikut: kulit tebal, ukuran lebih kecil, tahan terhadap suhu 80 derajat celcius /lebih.

ü Berkembang biak biak umumnya secara pembelahan biner/amitosis, dan sebagian kecil ada yang secara pembentukan spora, serta konyugasi.

ü Ada yang memilki dan tidak memiliki flagel sebagai alat gerak. Semua anggota eubacteria memiliki glagel kecuali eubacteria yang berbentuk kokus/bola.

ü Bentuk sel tubuh pada dasarnya ada 3 macam, yaitu : batang, bola, spiral.

Ilmu yang khusus mempelajari tentang eubacteria/bakteri disebut bakteriologi. Ilmuwan yang memiliki andil dalam perkembangan pengetahuan dan eubacteria/bakteri, antara lain :

· Antony Van Leuwenheok (1676), yang pertama kali mengamati adanya bakteri dengan menggunakan mikroskop.

· Louis Pasteur, mempelajari tentang sifat patogenetis bakteri.

· Ferdinand Cohn/Bapak Bakteriologi, mempelajari sifat patogenetis bakteri.

· Robert Koch, yang pertama kali membuat biakan murni yang dapat digunakan untuk mempelajari sifat-sifat bakteri.

Pengelompokkan archaebacteria dan eubacteria

Berdasar atas ada atau tidaknya serta letak flagelnya archabacteria dan eubacteria dapat digolong sebagai berikut:

a. Atrik (tidak memiliki flagel).

b. Monotrik (memiliki satu flagel)

c. Amfitrik (memiliki lebih dari satu faglel, letaknya di kedua ujung)

d. Lofotrik (memiliki lebih dari satu flagel, letaknya disalah satu ujung)

e. Peritrik (memiliki lebih dari satu flagel, letaknya di seluruh permukaan)

Macam bentuk sel archaebacteria dan eubacteria :

  1. Batang/basil: bentuk panjang, jumlah banyak.

Berdasarkan pola hidupnya dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu: soliter (tunggal), dan koloni (diplobasil/dua-dua, stretobasil/memanjang, palisade/pagar).

  1. Bola/kokus: bentuk bulat, jumlah sangat sedikit.

Berdasarkan pola hidupnya dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu: (tunggal), dan koloni (diplokokus/dua-dua, streptokukos/memanjang, tetrakokus/seperti seuntai buah anggur, sarcina/kubus)

  1. Spirilium/spiral: bentuk bengkok-bengkok, tidak ada yang mengelompok/membentuk koloni.

Berdasarkan ukuran bengkoknya dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu: spirochaeta, spirillum, dan vibrio.




CYANOBACTERIA

Giri-ciri gyaanobachteria

Antara lain :

C Uniseluler, sel tipe prokariotik.

C Memiliki pigmen fotosintetik yaitu klorofi dan berbagai pigmen lainnya, tetapi tidak memiliki kloroplas.

C Pola hidup anggotanya ada yang soliter, dan ada yang berkoloni. Diduga sebagai organisme awal yang memasok O2 atmosfer.

Contoh :

Yang berupa sel tunggal : Chroococcus

Yang berupa koloni dengan bentuk,

· Gumpalan : Gloeocapsa magna, Polycystis

· Benang : Oscillatoria, Nostoc, Anabaena, Rivularia

C Habitat, umumnya di danau / telaga, kolam, dan laut tropis dan juga hidup di tempat – tempat lembab / sedikit air, batu – batuan, pinggiran got, serta di tubuh makhluk lain seperti ujung akar Pakis haji, daun Azolla pinnata, di kulit kayu. Jika kondisi tidak baik untuk kehidupan Cyanobacteria misal : kurang air, di antara sel – sel Cyanobacteria ada yang berubah menjadi endospora seperti halnya pada eubacteria. Dindingnya menebal dan ukuran sel membesar. Bentuknya itu disebut akinet, contoh pada Nostoc.

C Reproduksi secara vegetatif, artinya bahwa terjadinya embrio tanpa adanya peleburan, misal :

q Pembelahan sel, contoh : umumnya pada Cyanobacteria yang soliter.

q Fragmentasi, yaitu terputusnya benang – benang menjadi beberapa bagian dan masing – masing bagian benang dapat tumbuh menjadi Cyanobacteria. Bagian – bagian tersebut dinamakan Hormogonium, contoh : pada koloni Cyanobacteria bentuk benang.

q Heterokista, yaitu badan transparan tidak mengandung pigmen, agak kekuningan dan berbeda dengan sel penyusun tubuh atau spora yang nantinya dapat tumbuh menjadi Cyanobacteria, contoh : pada koloni Cyanobacteria bentuk benang.

PERANAN ARCHAEBACTERIA, EUBACTERIA, & CYANOBACTERIA

Dalam kehidupan manusia archaebacteria dan eubacteria, maupun cyanobacteria mempunyai peranan ada yang menguntungkan dan ada pula yang merugikan. Dipandang dari ekosistem, secara umum anggota cyanobacteria memiliki peranan antara lain sebagai vegetasi perintis, produsen, penghasil oksigen ( aerasi di perairan ), dan penyebab blooming ( penutup permukaan perairan ) dan ini sebagai indikasi adanya limbah organik dari pertanian ( berupa senyawa posphat dan nitrat ), serta menyumbat pipa / saringan didalam sistem distribusi air. Selain itu masih memiliki manfaat sebagai berikut :

NO

PERANAN MENGUNTUNGKAN

JENIS ARCHAE DAN AUBACTERIA

1

2

3

4

5

Pembentukan gas bio / gas metana dari kotoran hewan ( sapi, kerbau, kambing, dan sampah organik lainnya ) dalam kondisi anaerob.

Pembusuk / perombak menjadi mineral Sisa pencernaan didalam kolon dan menghasilkan Vit.K.

Organisme mati ( tumbuhan , hewan ).

Pengikat N / penyubur lingkungan yang hidup bebas.

Yang hidup simbosis dengan tumbuhan Leguminosae ( misal Crotalaria ).

Nitrifikasi, meliputi proses :

Nitritasi ( pengubahan amonia " nitrit )

Nitratassi ( pengubahan nitrit " nitrat )

Penghasil Antibiotika, seperti :

Streptomisin

Auromisin

Kloromisin, Kloramfenikol

Bacitracin / Subtilin

Gramicidin, Thyrocidin

Colistin

Polomiksin

C Methanomonas methanica

C Eschericia coli

C Bacterium sp

C Azotobacter,Clostridium pasteurianum,Rhodospirillum rubrum

C Rhizobium leguminosum

C Bakteri nitrit ( Nitrosomonas, Nitrosococcus )

C Bakteri nitrat ( Nitrobacter )

C Streptomyces griceus

C Streptomyces aureofasin

C Streptomyces venezuele

C Bacillus subtilin

C Bacillus brevis

C Bacillus colistinus

C Bacillus polomiksin

NO

PERANAN MENGUNTUNGKAN

JENIS ARCHAE DAN AUBACTERIA

6

7

8

Penghasil asam, seperti :

Asam cuka dari alkohol

Asam propionat

Asam laktat

Yoghurt

Pembentukan nata de coco dari air kelapa ( air kelapa dididihkan, diberi asam cuka dan ekstrak kecambah / bahan lain )

Proses pembuatan keju

C Acetobacter

C Propionibacterium rubrum

C Clostridium butiricum

C Lactobacillus bulgaricus, L. casei, Streptococcus thermophilus

C Acetobacter xylinum

C Lactobacillus casei

NO

PERANAN MENGUNTUNGKAN

JENIS ARCHAE DAN AUBACTERIA

1

2

3

Pembusuk dan beracun bahan makanan

Penyebab makanan berlendir

Penyebab penyakit / pathogen

Tifus

Kolera

Disentri

Radang paru – paru

TBC

Lepra

Gonorhoe

Sifilis / raja singa

Patek / Frambosia

Sampar / Pes

Tetanus / rahang kejang

Antraks pada ternak

Kanker pada pohon jeruk

Flu

Penyakit mulut pada ternak

Rusaknya daging otot kulit kaki

C Clostridium botulinum

C Leuconostoc mesenteroides

C Salmonella typhosa

C Vibrio comma

C Shigella dysentriae

C Diplococcus pneumonia

C Mycobacterium tubercolisis

C Mycobacterium leprae

C Neisseria gonorhoeae

C Treponema palidium

C Treponema pertenue

C Pasteurella pestis

C Clostridium tetani

C Bacillus antraxis

C Santomonas citri

C Haemophilus influenza

C Actinomyces bovis

C streptococcus

NO

PERANAN MENGUNTUNGKAN

JENIS ARCHAE DAN AUBACTERIA

1

2

3

v Perintis pada tanah tandus karena mensuplai nitrogen dengan cara menambat N dari udara

v Sumber nitrogen karena memiliki kemampuan menambat N dari udara

v Bahan makanan tambahan yang mengandung kadar protein tinggi / PST ( protein sel tunggal )

v Gloeocapsa magna, Oscillatoria prinseps

v Anabaena Azollae, Nostoc

v Spirulin

Catatan :

Streptomyces, Mycobacterium, serta Actinomyces dikelompokkan dalam kelompok yang sama yaitu Actinomycetes, yang memiliki ciri – ciri yang berbeda dengan ciri – ciri Archae dan Eubacteria pada umumnya. Ciri – ciri tersebut antara lain :

v Bentuk tubuh seperti hifa / miselium

v Reproduksi dengan pembentukkan spora / sporangiospora

Actinomycetes umumnya hidup di tanah yang banyak mengandung substrat organik, berperan sebagai pengurai substrat organik tersebut.

PENCEGAHAN KERUSAKAN OLEH ARCHEBATERIA EUBACTERIA

Cara pencegahan kerusakan makanan atau bahan makanan dari gangguan eubacteria / bakteri dapat dilaksanakan, antara lain :

1. Pemanasan 6. Pengalengan

2. Pengeringan 7. Pengasaman

3. Pengasapan 8. Pemanisan

4. Penggaraman 9. Pasteurisasi

5. Pendinginan 10. Tyndalisasi

Pasteurisasi adalah cara pengawetan khusus terhadap air susu, dengan pemanasan pada suhu 63 0C selama 30 menit atau 72 0C selama 15 menit. Air susu yang dipasteurisasi tidak dapat menyebabkan penyakit karena sudah bebas dari bakteri pathogen, tetapi belum terbebas dari bentukan sporanya ( endospora ) oleh sebab itu mempunyai masa simpan yang terbatas untuk tetap aman.

Tyndalisasi adalah cara sterilisasi dengan perlakuan 3 kali pemanasan pada suhu 1000C, dan 3 kali pendinginan yang dilakukan bergantian. Makanan atau bahan makanan yang dityndalisasi dapat bebas baik bentukan bekterinya maupun endosporanya.

Kegiatan

Tujuan

Ø Melatih ketrampilan pengamatan mikroskopis terhadap Archaebacteria, Eubacteria, dan Cyanobacteria, serta diskusi hasil pengamatan.

Alat dan bahan :

1. Mikroskop

2. Gelas benda dan kaca penutup

3. Pipet

4. Kertas saring / tissue

5. Buah / makanan yang busuk

6. Air kolam yang warnanya hijau

Langkah Kerja

A. Buat preparat bakteri caranya :

1. Teteskan air pada gelas benda, kemudian ambil sedikit bagian buah / makanan yang busuk dan taruh pada air tersebut, setelah itu tutup dengan kaca penutup, jika ada kelebihan air yang keluar dari kaca penutup ambil / isap dengan tissue / kertas saring.

2. Siapkan mikroskop, meja mikroskop dalam posisi datar.

3. Letakkan preparat bakteri tersebut di atas pada mikroskop, amati dengan pembesaran lemah, setelah itu usahakan dengan pembesaran kuat.

4. Gambar bentuk – bentuk bakteri yang kalian dapatkan. Cocokkan dengan gambar bentuk – bentuk bakteri yang ada dalam referensimu !

B. Buat preparat cyanobacteria, caranya :

1. Teteskan air kolam pada gelas benda, kemudian tutup dengan kaca penutup, jika kelebihan air yang keluar dari kaca penutup ambil / isap dengan tissue atau kertas saring.

2. Letakkan preparat cyanobacteria tersebut di atas pada mikroskop, amati dengan pembesaran lemah, setelah itu usahakan dengan pembesaran kuat.

3. Gambar bentuk – bentuk cyanobacteria yang kalian dapatkan. Cocokkan dengan gambar bentuk – bentuk cyanobacteria yang ada dalam referensimu !

2.3 PROTISTA

Protista yang akan dibahas ini adalah kelompok organisme yang klasifikasinya mengacu pada lima kingdom.Protista memiliki anggota yang sifatnya ada yang mirip hewan,mirip tumbuhan,dan juga mirip jamur.Sel penyusun tubuhnya tipe eukariotik uniseluler yang hidupnya soliter atau berkoloni.Anggota protista dibagi menjadi kelompok-kelompok dengan tingkat filum,yaitu:

1.Filum Rhizopoda atau Sarcodina

2.Filum Flagellata atau Mastigophora

3.Filum Ciliata atau Ciliophora

4.Filum Sporozoa

5.Filum Euglenophyta

6.Filum Pyrrophyta

7.Filum Chlorophyta

8.Filum Chrysophyta

9.Filum Phaeophyta

10.Filum Rhodophyta

11.Filum Myxomycota

12.Filum Oomycota

Diantara fila di atas yang memiliki sifat mirip hewan adalah filum Rhizopoda atau Sarcodina s.d filum Sporozoa,kelompok ini ada yang menamakan kelompok Protozoa.Yang memiliki sifat mirip hewan maupun tumbuhan adalah filum Euglenophyta,serta yang memiliki sifat mirip tumbuhan adalah filum Pyrrophyta s.d. filum Rhodophyta dan dinamakan kelompok algae,sedang yang memiliki sifat mirip jamur adalah filum Myxomycota s.d. filum Oomycota.Protista hidup pada umumnya habitat yang umumnya air,baik air laut maupun air tawar.Dan ada juga yang hidup di dalam tanah maupun tempat-tempat lembab,bahkan di dalam tubuh organisme inang.Di dalam ekosistem air kebiasaan hidup protista sebagai plankton(melayang-layang dalam air),dan bentos(melekat di dasar air).Selain itu anggotanya ada juga yang berstatus sebagai produsen.

2.3.1 FILUM RHIZOPODA/SARCODINA

(Protozoa berkaki semu)

Ciri-ciri khusus:

- Alat gerak berupa pseudopodia/kaki semu

- Bentuk sel umumnya tidak tetap/amoeboid.Selnya tidak terlindung atau tidak membentuk cangkang dari bahan khitin,kapur,kersik.Sitoplasma terdiri dari endoplasma(bagian yang keruh karena mengandung butir-butir organs sel)dan ektopasma(bagian yang jernih).Memiliki vakuola kontraktil dan vakuola makanan.Banyaknya inti sel satu.

- Bersifat holozoik(pemakan organisme lain)seperti bakteri,alga,protozoa lainnya.

- Habitat umumnya bebas di alam,ada beberapa yang parasit.

- Reproduksi secara aseksual(pembelahan biner)sebagai berikut:

Mula-mula inti sel membelah menjadi dua,yang segera diikuti pembagian sitoplasma melalui pelekukan membrane plasma kea rah dalam sampai menggenting dan akhirnya terputus.

Peranan Rhizopoda/Sarcodine

Jenis Rhizopoda

Peranan

1.Foraminifera/Globigerina

2.Radiolaria

3.Entamoeba ginggivalis

4.Entamoeba coli

5.Entamoeba histolitica/Entamoeba dysentriae

- Petunjuk sumber minyak bumi

- Sumber silikat/zat kersik

- Penyebab rusaknya gusi manusia

- Dapat menyebabkan diar

- Penyebab penyakit perut disentri

2.3.2 FILUM FLAGELLATA/MASTIGOPHORA.

(Protozoa berbulu cambuk)

Ciri-ciri khusus:

- Alat gerak berupa flagel/cambuk

- Bentuk sel umumnya tetap.Mempunya vakuola makanan.Banyaknya inti sel satu.

- Bersifat saprofitik(hidup dari substansi larutan organic di sekitarnya),saprozoik(hidup dari hewan-hewan yang telah mati).

- Habitat di air tawar(tawar,laut),dan menumpang pada organisme hidup lainnya(parasit).

- Reproduksi secara aseksual,yaitu membelah(pembelahan biner)sebagai berikut:

Mula-mula inti sel membelah menjadi dua,yang segera diikuti pembagian sitoplasma melalui pelekukan membrane plasma kearah dalam sampai menggenting dan akhirnya terputus.Arah pelekukan membran plasmanya longitudinal/mengikuti panjang tubuh.

Peranan Flagellata/Mastigophora

Jenis Flagellata

Peranan

1.Trichonymphta

2.Trypanosoma gambiense

Trypanosoma rhodeisiense

3.Trypanosoma cruzi

4. Trypanosoma evansi,

Trypanosoma brucei

5.Leishmania donovani

6.Giardia

- Saprofit dalam usus rayap sebagai pencerna kayu yang dimakan rayap

- Parasit dalam plasma darah sebagai penyebab penyakit tidur

- Parasit dalam plasma darah penyebab anemia pada anak-anak

- Parasit dalam tubuh ternak sebagai penyebab penyakit surra

- Penyebab penyakit kalaazar pada manusia

- Parasit dalam usus halus sebagai penyebab kejang usus dan diare yang hebat.

2.3.3 FILUM CILIATA/CILIOPHORA.

(PROTOZOA BERSILIA)

Ciri-ciri khusus:

- Alat gerak berupa silia/rambut getar

- Bentuk sel tetap.Mempunyai vakuola denyut/kontraktil,dan vakula makanan.Banyaknya inti sel lebih dari satu(satu makronukleus dan satu atau beberapa mikronukleus).

- Bersifat holozoik,saprofitik,saprozoik

- Habitat di air(tawar,laut),tanaha, dan organisme lain(ektoparasit atau endoparasit)

- Reproduksi secara:

a.Aseksual,yaitu membelah(makronukleus membelah secara amitosis,mikronukleus membelah secara mitosis).

b.Seksual,yaitu konjugasi,autogami(peleburan dua nucleus dalam setu sel itu sendiri).

2.3.8 FILUM CHRYSOPHYTA

Ciri-ciri Khusus

· Memiliki pigmen klorofil (a.c), karoten, santofil yang terdapat dalam kloroplas. Warna pirangnya karena adanya pigmen fukosantin.

· Kloroplasnya kecil-kecil, dan berbentuk cakram/lembaran

· Struktur tubuh

- Uniselluler, dengan bentuk

Ö Bola contoh Ochromonas

Ö Seperti kotak dengan tutupnya contoh Navikula sp./Diatomae/Alga kersik

- Multiselluler, dengan bentuk

Ö Benang contoh Vaucheria

· Habitat di air laut, tawar, dan tempat-tempat basah

· Reproduksi secara

a. Vegetatif

b. Generatif

BERBAGAI ANGGOTA ALGA KEEMASAN DAN CARA RPRODUKSI

1. Vaucheria

Tubuh berupa benang/filamen yang tidak bersekat atau bersifat coenocytic dan bercabang-cabang, sehingga inti selnya terlihat menyebar diseluruh filamen.

2.3.9 FILUM PHAEOPHYTA

Ciri-ciri Khusus

· Memiliki pigmen klorofil (a.c), karoten, santofil yang terdapat dalam kloroplas. Disamping itu juga masih memiliki pigmen fukosantin

· Struktur tubuh

Multiselluler, bagian-bagian tubuhnya berbentuk benang / lembaran.

Contoh Sargassum. Turbinaria sp. Fucus, Macrocytis, Laminaria.

· Habitat air laut terutama yang agak dingin. Tumbuh melekat pada batu karang

· Reproduksi, secara

a. Vegetatif

b. Generetaif

2.3.10 FILUM RHODOPHYTA

Ciri-ciri Khusus

· Memiliki pigmen klorofil (a.d), karoten, santofil yang terdapat dalam kloroplas. Selain itu juga memiliki pigmen r-fukosianin, r-fikoeritin

· Struktur tubuh multiselluler, bagian-bagian tubuhnya berbentuk benang/lembaran.

Contoh Eucheuma spinosum, Gelidium, Gracilaria., Chondrus, Batra cospermum.

Dinding selnya tersusun dari bahan selulose yang diselubungi lendir dan mengandung zat kapur (Ca)

· Habitat di air laut (berpuluh-puluh meter di bawah permukaan air), air tawar yang dingin

· Reproduksi, secara

a. Vegetatif. Pembentukan spora (aplanospora)

b. Generetaif, oogami

Keterangan :

Alga ♂ dan alga ♀ adalah gametofit, benang sporogen adalah sporofit

Peranan Rhodophyta Dalam Kehidupan Manusia

Jenis Rhodophyta

Peranan

1. Eucheuma spinosum, Gelidium sp.

2. Gracilaria

3. Rhodimenia

· Bahan Agar-Agar

· Bahan Jodium (I2)

· Sayuran

Selain memiliki peranan seperti tersebut di atas, semua algae juga memiliki peranan sebagai berikut : bila dipandang dari ekosistem ganggang memiliki peranan sebagai produsen. Penghasil oksigen (aerasi di perairan) dan indikator adanya pencemaran bahan organik dalam perairan sehingga terjadi pelimpahan posphat dan nitrat, yang berakibat pertumbuhan cepat dengan gejala blooming/menutupan permukaan percairan, serta menyumbat pipa/saringan di dalam distribusi air.

. FILUM MYXOMYCOTA ( Jamur Lendir)

Ciri-ciri khusus :

* Bentuk seperti masa lender yang dapat menjalar kemana-mana.

* Hidup sebagai saproba.

* Habitat ditempat yang lembab yang banyak mengandung makanan seprti bakteri, protozoa, mikroorganisme lainnya, dan zat- zat organik lainnya seprti kayu atau daun yang sudah lapuk.

* Reproduksi secara vegetatif dan generatif.

* Mempunyai dua fase dalam daur hidupnya, yaitu :

a. Fase Plasmodium.

b. Fase Tubuh Buah.

Keterangan :

Fase Plasmodium, dimulai setelah spora berkecambah menjadi miksamuba haploid (amuba lender). Bila miksamuba dalam keadaan berair akan menumbuhkan flagel (sel kembara). Miksamuba haploid atau sel kembara membelah berulang kali sehingga terbentuk populasi yang besar, miksamuba yang haploid itu berperan sebagai gamet. Gamet ini kemudian melebur. Dalam peristiwa peleburan itu terjadi plasmogami (peleburan plasma) dan diikuti koriogami (peleburan inti), sehingga dihasilkan zigot diploid yang tidak berflagel maupun yang berflagel. Zigot yang berflagel akan kehilangan flagelnya dan zigot itu tampak membesar. Membesarnya zigot terjadi karena mengalami pertumbuhan proroplasma disertai dengan pembelahan inti secara mitotik.

Plasmodium diploid yang sudah dewasa, lendirnya mengental menjadi tubuh buah yang berdinding, dan dinding itu dinamakan Peridium. Fase tubuh buah, dimulai dari terbentuknya tubuh buah dan diikuti terbentuknya spora-spora secara meiosis, sehingga dihasilkan spora yang haploid.

Kepentingan Myxomycetes bagi kehidupan manusia adalah sebagai pembersih lingkungan, bahan studi tentang protoplasma dan morfogenesis dalam laboratorium.

2. FILUM OOMYCOTINA (Jamur Air)

Ciri-ciri khusus :

* Tubuh berbentuk miselium yang hifanya tidak bersekat.

* Hidup sebagai saprofitik (menyerap zat-zat organik dan organisme mati), atau parasitic (menyerap zat-zat organic dari organisme hidup).

* Habitat lembab berair dan mengandung banyak zat organik.

* Reproduksi secara vegetatif dan generatif.

Keterangan :

* Daur reproduksi secara Vegetatif, dimulai dari hifa tubuh haploid(n) yang berada diatas substrat ujung-ujungnya tumbuh membesar berwarna coklat, dan disebut sporangium. Pada sporangium inilah dihasilkan zoospora primer haploid(n). zoospora primer setelah lepas kemudian menjadi sista zoospore. Sista spora zoospora kemudian berkecambah menjadi zoospora sekunder(n), setelah beberapa lama baru menjadi sista zoospora , dan akhirnya berkecambah serta tumbuh menjadi miselium baru yang haploid(n)

* Daur reproduksi secara Generatif, dimulai hifa tubuh haploid(n) yang berada diatas substrak menumbuhkan oogonium dan antheredium. Oogonium berbentuk seperti bola, berisi satu atau lebih oosfer/ovum haploid(n) yang berisi satu. Antheridium berinti banyak selanjutnya menumbuhkan cabang-cabang berupa saluran yang masuk ke oogonium dan berhubungan langsung dengan osfer. Lewat saluran itu isi dari antheredium pindah kedalam oogonium dan terjadilah plasmogami (persatuan plasma), kemudian diikuti kariogami (peleburan inti) menjadi oospora/ zigospora diploid (2n) yang berdinding tebal. Oospora/zigospora diploid(2n) mengalami meiosis, dan hasilnya oospora/zigospora haploid(n). oospora/zigospora haploid(n) berkecambah serta tunbuh menjadi miselium baru (haploid/n).

Catatan :

Cara reproduksi vegetatif Phytophtora infestans terdapat perbedaan, yaitu pada ujung hifa yang tumbuh bukan sporangium melainkan konidium. Konidium adalah spora yang terbentuk karena diferensiasi dari ujung hifa tersebut. Selain itu phitophthora infestans secara alamia tidak bereproduksi secara generatif. Konidium pada kondisi hangat berfungsi sebagai spora, sedang pada suhu dingin berperan sebagai sporangium yang menghasilkan zoospora/spora kembara.

3 SIMBIOSIS FUNGI/JAMUR DENGAN TUMBUHAN DAN ALGA

Mikorizha adalah akar tumbuhan yang bersimbiosis mutualis dengan sejenis jamur. Bagian tubuh jamur yang bersimbiosis dengan akar itu adalah hifanya, sedangkan yang tampak mencuat keluar sehingga terlihat itu adalah tubuh buah jamur. Jenis jamur yang dapat bersimbiosis dengan akar tumbuhan pada umumnya dari olongan Zygomycotina, Ascomycotina, atau Basidiomycotina.

Ada dua tipe Mikorhiza yaitu :

  1. Ektonikorizha, bila hifa jamur yang bersimbiosis engan akar itu hanya menembus sampai epidermis saja.Dengan Ektomikorhiza ini menyeabkan akar tepenuhi kebutuha air dan unsur-unsur tanah lebih banyak sehingga tahan terhadap kekeringan dan dapat terhindar dari jamur lain yang membahayakan. Jamurnya sendri dalam hal ini mendapatkan bahan makanan (gula, vitamin, asam amino, dll) dari inang. Ektomikorhiza ini dapat ditemukan pada tumbuhan pinus.
  2. Endomikorhiza, bila hifa jamur yang bersimbiosis dengan aar itu menembus sampai ke bagian korteks. Dengan Endomikorhiza ini dapat merangsang pertumbuhan bintil akar yang bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium dan mwmpercepat fiksasi N. Endomokorhiza seain daat ditemukanada tumbuhan polom\ngan, terdapat pula pada tanaman anggrek, sayuran misal : kol, bit, dan berbagai jenis pohon.

Liken yang disebut juga lumut kerak merupakan bentuk simbiosis antara jamur dengan alga/ganggang, yang bersifat saling menguntungkan. Jenis jamur yang dapat bersimbiosis ini pada umumnya dari golongan Ascomycotina atau Basidiomycotina, sedang alganya dari golongan Chlorophyta. Selain itu ada pula yang bersimbiosis dengan Cyanobacteria (ada yang mengelompokan sebagai Cyanophyta/alga biru). Hidup simbiosis ini tidak merupakan keharusan bagi alga karena alga pada liken ini dapat hidup sendiri tanpa ersimbiosis, lain hal nya dengan jamurnya, hampir semua jamur dapat hidup jika bersimbosis dengan alga. Jadi dalam bentuk simbiosis mutualis ini mutlak diperlukan bagi jamurnya, dan tidak mutlak bagi alganya. Keuntunan yang salng diperoleh selama bersimbiosis adalah sebagai berikut:

    • Jamur memperoleh makanan dari hasil fotosintesisnya aga/ganggang.
    • Alga/ganggang memperoleh air dan mineral dari jamur.

Ciri-ciri Khusus Liken

    • Liken umumnya berbentuk talus yang tipis, pada O melintangnya telihat di bagian luar miselium yan kompak dan disebelah dalamnya terapat hifa yang susunannya tidak kompak. Di antaranya terapat sel-sel/ kolono alga.

# Habitat, tempat tempat yang kering seperti pada batu-batuan, kulit batang/ daun tertentu dan pada tanah yang sedikit basah. Liken melekat pada Habitat dengan rizoidnya.

73

    • Reproduksi Secara Aseksual/vegetativ, antara lain :

# Fragmentasi atau dengan soredium, yaitu beberapa sel alga/ganggang yang terbungkus oleh hifa terdapat pada permukaan liken, bentuknya seperti payung.

# Spora pada aksus atau tubuh buah yang bentuknya sepeti mangkuk (ini untuk anggota jamurnya). Spora tersebut akan tumbuh, dan apabila bertemu dengan spesies ganggang akan membentuk talus baru.

# Pembelahan (ini untuk anggota alga/ganggangnya).

Peranan Liken Dalam Kehidupan Manusia

Antara lain :

    • Sebagai vegetasi peintis/pioner yang membuka kemungkinan tumbuhnya tumbuhan berikutnya. Sifat demikian itu dimungkinkan karena Liken dapat mensekresikan zat kimia yang dapat menyebabkan pelapukan batu sehingga terjadi proses pembentukan tanah baru.
    • Sebagai indikator/petunjuk adanya polusi udara dari polutan yang berbahaya, seperti flurida, logam berat, zat radio aktif, bahan kimia pertanian, dan pestisida. Hal itu karena Liken sangat sensitif terhadap polutan tersebut sehingga pertumbuhannya terganggu.
    • Stabilisator parfum, contoh pada everna.
    • Penghasil asam urat untuk obat TBC, contoh pada Usnea/ lumut janggut.
    • Bahan lakmus yang berguna untuk indikator Ph, contoh Rocella tinctoria/ lcca musci.

1 KEANEKARAGAMAN GEN, JENIS, DAN EKOSISTEM

Keanekaragaman hayati/biodiversity merupakn ungkapan pernyataan tentang terdapatnya berbagai macam variasi/perbedaan sifat atau ciri pada makhluk hidup, baik itu pada hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme/jasad renik yang berada di suatu daerah.keanekaragaman hayati tumbuh dan berkembang dari keanekaragam jenis, keanekaragam genetika, dan keanekaragam ekosistem. Hal itu karena keanekaragam jenis terbentuk oleh kesesuaian perangkat genetika yang mengatur sifat-sifat kepekaan dalam berinteraksi dengan tempat hidupnya.Ketiga macam keanekaragaman itu saling kait-mengkait tidak terisahkan satu sama lainnya. Jadi keanekaragaman hayati menunjukkan adanya berbagai macam variasi sifat yang terlihat pada berbagai tingkat, yaitu tingkat gen, tingkat jenis, tingkat ekosistem.

3.1.1 KEANEKARAGAMAN PADA TINGKAT GEN

Keanekaragaman gen adalah keanekaragaman pada individu yang berbeda.Setiap spesies/jenis paa umumnya terdiri dari sekumpulan individu yang banyak sekali jumlahnya, dan tidak ada yang persis sama satu dengan yang lainnya. Seperti telah diketahui bahwa seluruh warga suatu spesies/jenis memiliki kerangka dasar komponen genetik/ kromosom yang sama, akan tetapi setiap kerangka dasar komponen genetik/kromosom tadi tersusun atas ribuan faktor pngatur kebakaan/gen. Gen inilah yang menentukan apakah bibit jagung itu berbiji putih , kuning, atau apakah seekor ayam itu akan berbulu hitam, coklat,totol,atau juga tanaman bunga ros itu ukuran daunnya lebar, sempit, batangnya tingi,rendah. Jadi walaupun individu –individu suatu spesies/jenis itu memiliki kerangka dasar komponen genetik/komosom yang sama, ttapi satiap individu ternyata mempunyai komposisi gen yang berbeda-bea., bergantung pada penurunnya. Susunan gen inilah yang menentukan sifat yang disandang individu yang bersangkutan. Keanekaragaman genetik atau keanekaragaman individu suatu spesies/jenis itu tergantung pada keanekaragaman susunan gen yang terkandung dalam spesies/jenis yang besangkutan. Jadi masing-masing individu suatu spesies/jenis mempunyai susunan en yang tidak sama dengan susunan gen pada individu lainnya, meskipun dalam spesies atau jenis yang sama. Individu-individu yang memiliki susunan gen yang berbeda di dalam tingkat jenisnya akan terapat pengelompokan yang menunjukan adanya kisaran kesamaan dalam taraf-taraf tertentu. Kelompok-kelompok yang terbentuk dalam tingkatan jenis ini dinamakan varietas atau ras. Varietas berlaku pada golongan tumbuhan, sedang ras berlaku pada golongan hewan. Terbentuknya varietas atau ras dapat berlangsung secara alamiah disebut ekotip, dan secara buatan disbut kultivar .

3.1.2 KEANEKARAGAMAN PADA TINGKAT JENIS

Keanekaragaman jenis adalah keanekaragaman pada spesies/jenis yang berbeda di dalam ekosistem, organisme-organisme itu merupakan anggota keseutuhan tertentu yang masing-masing mempunyai batasan yang pasti, yang disebut spesies/jenis. Spesies/jenis merupakan suatu satuan yang dapat dikenal dari bentuk atau penampilannya dan terdiri atas kelompok individu yang mampu melakukan interhibridisasi (kawin silang) dan dapat menghasilkan keturunan yang menyerupai tetuanya serta fertil. Untuk kelompok individu yang tidak berbiak secara kawin, misal pada kebanyakan jasad renik, batasan jenis antara lain ditentukan oleh kemampuannya dalam menduduki relung yang sama. Spesies/jenis itu terbentuk oleh kesesuaian kandungan genetik yang mengatur sifat-sifat kebakaannya dengan lingkungan tempat hidupnya. Karena lingkungan tempat hidup spesies/jenis itu beraneka ragam, spesies/jenis yang dihasilkannya pasti akan beraneka ragam juga. Proses terjadinya spesies/jenis itu pada umumnya berlangsung secara perkahan-lahan dan dalam kurun waktu yang lama (ribuan tahun). Melalui perubahan penyesuaian atau evolusi jenis lain yang suah ada sebelumnya. Selanjutnya spesies/jenis yang terjadi ini juga mempunyai peluang untuk mengalami perubahan penyesuaian, demikian seterusnya. Faktor kebakaan/gen suatu spesies/jenis itu diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Oleh karena itu anggota spesies/jenis yang sama akan memiliki kerangka dasar komponen genetik/kromosom yang sama, edang anggota spesies/jenis yang berbeda akan memiliki kerangka dasar komponen genetik/kromosom yang berbeda. Perbedaan itu terjadi dalam rangka penyesuaian sesuatu spesies/jenis terhadap lingkungan tempat hidupnya. Dalam skala waktu yang sangat panjang, besar kemungkinan bahwa spesies/jenis yang mengalami penyesuaian ini akan berevolusi dan terbentuk spesies/jenis baru, ini berarti menambah keanekaragaman spesies/jenis atau kepunahan bagi spesies/jenis-jenis yang tidak dapat menyesuaikan diri. Karena secara alami lingkungan itu terus-menerus mengalami perubahan, maka proses penyelsuaian yang berarti juga proses pembentukan dan atau pemusnahan spesies/jenis juga terus-menerus terjadi pula.

Kini di dunia terdapat sekitar 325,000 spesies/jenis tumbuhan, 1.600.000 spesies/jenis hewan, dan 160.000 spesies/jenis jasad renik. Kurang lebih 10% dari semua spesies/jenis tersebut pada saat ini hidup dan terdapat di Indonesia. spesies/jenis-jenis yang dimaksud meliputi jenis-jenis yang ada pada kelompok bakteri, jamur, algae, lumut, tumbuhan paku, keong, ikan, amfibi, reptil, burung, dan hewan menyusui. Masing-masing spesies/jenis itu merupakan keseutuhan yang terpisah dan memiliki karakter serta kekhasan sendiri-sendiri, baik sifat-sifat dalam maupun sifat-sifat luarnya seperti daya berbiak, ketahanan terhadap penyakit, daya saing, kemampuan berpencar, ukuran tubuh, dan umur individu.

3.1.3 KEANEKARAGAMAN PADA TINGKAT EKOSISTEM

Ekosistem adalah suatu satuan lingkungan yang melibatkan unsur-unsur biotik (jenis-jenis makhluk hidup) dan faktor-faktor fisik (iklim, air, tanah) serta kimia (keasaman, salinitas) yang saling berinteraksi satu sama lainnya. Jadi jika dilihat dari komponen biotanya, spesies/jenis yang dapat hidup dalam ekosistem ditentukan oleh hubungannya dengan spesies/jenis lain yang tinggal dalam ekosistem tersebut, dan ditentukan juga oleh keadaan lingkungan fisik dan kimia di sekitarnya. Dengan demikian interaksi antar organisme ditentukan oleh keseluruhan spesies/jenis dan faktor-faktor fisik serta kimia yang menyusun ekosistem itu. Karena ekosistem terdiri atas perpaduan berbagai spesies/jenis dengan bermacam kombinasi lingkungan fisik dan kimia yang beraneka ragam, maka jika susunan komponen spesies/jenis dan susunan faktor fisik serta kimianya berbeda, ekosistem yang dihasilkannya pun akan berlainan pula.

Dengan demikian suatu tipe ekosistem tertentu akan terdiri atas kombinasi organisme dan unsur lingkungan yang khas dan berbeda dengan susunan kombinasi ekosistem yang lain. Indonesia yang terdiri atas banyak pulau besar maupun kecil yang mengalami proses pembentukan yang berbeda-beda dengan sejarah geologi yang tidak serupa pula. Dengan demikian mudahlah dimengerti jika perpaduan antara tanah dan iklim yang beraneka ragam, letak geografi yang membentang luas serta jenis-jenis makhluk yang sangat bervariasi itu akan mengakibatkan ekosistem yang terbentuk juga beranekaragam.

Indonesia memiliki paling sedikit 47 ekosistem alami yang berbeda, antara lain ekosistem hutan hujan tropis yang tersebar di Sumatra, Jawa bagian barat, Kalimantan, Sulawesi Utara, Irian Utara; hutan musim (hutan jati) yang tersebar di Jawa bagian timur; hutan sagu tersebar di Maluku dan Irian; savanna (padang rumput bercampur semak) tersebar di Nusa Tenggara Barat; tepa (padang rumput) tersebar di Nusa Tenggara Timur. Diantaranya yang paling terkenal adalah ekosistem hutan hujan tropis karena kaya akan berbagai spesies/jenis tumbuhan maupun hewan.

  1. Berdasarkan tempat atau habitat sumber daya alam hayati, yaitu :

· In-situ yaitu cara pelestarian yang dilaksanakan di habitat aslinya.

Contoh pelestraian terhadap,

Bunga padma raksasa, bunga bangkai raksasa di Bengkulu.

Badak jawa di ujung kulon.

Biawak, komodo di pulau komodo.

Satwa liar di taman buru.

Flora di taman wisata, taman nasional, taman hutan raya.

Hutan (flora, fauna, air, dan tanah) di hutan lindung.

Flora dan fauna I taman laut, taman nasional.

· Ex-situ, yaitu cara pelestarian yang dilaksanakan diluar habitat aslinya. Ini berarti memelihara dengan cara memindahkan individu yang dilestarikan dari tempat tumbuh aslinya ketempat tumbuh lain.

Contoh pelestarian terhadap,

Ø Plasma nutfah sebagai tanaman budidaya jenis-jenis unggul mutunya, di kebun koleksi. Misal kebun koleksi:

Kelapa di Bone-bone.

Buah-buahan di Paseh.

Mangga di Cukurgondong.

Ø Plasma nutfah yang meliputi bibit unggul, bibit tradisional, dan kerabat liarnya, di kebun plasma nutfah. Ini sebenarnya merupakanpengembangan kebun koleksi dengan cakupan lebih luas dan masih dalam taraf perintisan. Misal plasma nutfah di Cibinong LIPI, seperti buah-buahan, temu-temuan, talas, suweg.

Ø Plasma nutfah dalam arti sebenarnya, karena itu untuk setiap jenis hanya di tanam 205 individu. Dengan cara ini dapat ditampung ribuan jenis pada lahan yang luasnya terbatas di kebun Botani. Kebun botani pertama yang dikembangkan di Indonesia adlah kebun raya Indonesia yang didirkan pad tahun 1817. Misal kebun raya di Bogor, Cobodas jawa barat, Purwadadi malang Jatim, Bedugul Bali. Selain itu ada kebun Botani Puspitek Serpong yang mengutamakan nilai ekonomi, tetapi belum mendapat prioritas utam dalam pengembangannya dan yang berasal dari Indonesia sendiri. Jumlah koleksi untuk setiap jenis diwakili ± 50 individu. Diantaranya jenis yang diutamakan terdapat tanaman pangan jenis pohon seperti petai, gayam, sawo kecik, sagu, dan salam. Diharap nantinya di kebun botani ini akan lebih ditonjolkan kegiatan pengembangan pemanfaatan dan perekayasaan sifat plasma nutfah yang ada.

Ø Flora untuk tanaman pangan dalam bentuk kebun raya. Ini sedang digagaskan pelaksanaannya. Diharapkan kebun-kebun seperti ini dapat dinikmati keindahan tanaman yang kesejukan suasananya, dan sekaligus dapat menggalakkan agrowisata. Banyak daerah di Indonesia memiliki kekhususan dalam kekayaan tanaman pangan. Bila setiap daerah kabupaten dapat dikembangkan kebun raya yang akan menampilkan kekhususan floranya, maka tidak mustahil kalau dapat diketahui banyak kekhasan. Tanaman pangan sebagai bagian dari daya tarik agrowisata, dapat ditata diantara kekayaan flora daerah. Misal kekhasan antara lain:

Matoa dan Talas yang beraneka ragam di Manokwari.

Pohon kemiri, gandaria, sagu di Ambon.

Kunyit, serah, petai, durian di Padang.

Ø Plasma nutfah berupa biji berkulit keras, sel jaringan atau organ tanaman di penyimpanan dalam kamar bersuhu dingin/rendah. Cara pelestarian ini memiliki kelebihan bila dibandingkan cara pelestarian seperti yang telah dibicarakan di atas. Kelebihan yang dimaksud antara lain menghemat tempat, menekan biaya pemeliharaan, karena umumnya dapat menyimpan dalam waktu lama/puluhan tahun.

Ø Fauna yang terutama sudah langkah/terancam punah, dalam bentuk kebun binatang. Cara pelestarian ini selain untuk mengembang biakkan juga untuk tempat rekreasi.

  1. Berdasarkan tujuan perlindungan alam, yang dikelompokkan dalam 2 (dua) kategori yaitu :

a) Perlindungan alam umum, merupakan perlindungan terhadap kesatuan flora, fauna, dan tanahnya. Perlindungan ini terdiri atas :

· Perlindungan alam ketat, merupakan perlindungan terhadap lingkungan yang keadaannya dibiarkan sesuai dengan kehendak alam tanpa campur tangan manusia, kecuali jika diperlukan. Contoh di ujung kulon.

· Perlindungan alam terbimbing, merupakan perlindungan terhadap keadaan alam di suatu daerah dibimbing oleh para ahli. Contoh kebun raya Bogor, Taman Nasional (suatu areal luas yang dibuat taman tanpa adanya bangunan tempat tinggal, biasanya digunakan sebagai tempat pelestarian, penelitian, dan rekreasi, seperti Taman Nasional Ujung Kulon)

b) Perlindungan alam khusus, merupakan perlindungan khusus yang ditujukan pada satu atau beberapa unsure alam tertentu. Contoh perlindunga,

· Botani, merupakan perlindungan terhadap komunitas tumbuhan tertentu agar tidak punah.

· Zoology, merupakan perlindungan terhadap hewan-hewan yang langkah dan hamper punah.

· Hutan, merupakan perlindungan terhadap tanah, air, dan iklim.

· Ikan, merupakan perlindungan terhadap yang terancam punah.

· Suaka margasatwa, merupakan perlindungan terhadap hewan-hewan langka yang terancam punah.


74



1 komentar:

Robby Usman mengatakan...

mo nanya nech....
anatomi, fisiolog, embriologi dan sistematika itu apa...???